sejak pengumuman pada Minggu dan Senin lalu di Taiwan bahwa Indomie mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia, sontak negara lain seperti Hongkong, Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab pun ikut bereaksi.
Kekhawatiran ini, menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman (Gapmmi), Franky Sibarani , bercermin pada reaksi yang terjadi dari negara-negara lain terhadap Indomie, pasca dirazia dan ditarik dari sejumlah pusat perbelanjaan di Taiwan. hal ini dikhawatirkan Indomie terancam kena razia di 80 Negara lain.
Menurut Franky, hal ini harus menjadi kekhawatiran Indonesia. Dan dirinya mewaspadai bahwa mie instan yang diproduksi dalam negeri dan diekspor ke puluhan negara tujuan bakal bernasib sama pada sekitar 80 negara.
Franky mengatakan, bahwa sekitar 80 negara tujuan ekspor Indomie itu berpotensi untuk melakukan pengecekan yang sama seperti yang dilakukan Taiwan. ”Itu kekhawatiran kita. Itu menyangkut Indonesia, pasar kita di luar,” terangnya.
Untuk diketahui bahwa tahun 2006, nilai ekspor mie instan Indonesia mencapai 36,5 juta dolar AS kemudian melonjak pada 2009 menjadi 95 juta dolar AS. Tahun 2010 ini nilai ekspornya diprediksi melesat menjadi 140 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,24 triliun.
Menurut keterangannya, jika Indonesia sanggup menyelesaikan masalah Indomie, maka bukan mustahil target tersebut bisa tercapai.
Dan bila Indonesia mampu menyakinkan pasar nasional maupun internasional bahwa produk mie instannya aman, maka pertumbuhan konsumsi dan pendapatan ekspor Indofood sendiri bakal makin bertambah dan negara tujuan ekspornya pun bertambah
Indomie Terancam kena Razia di 80 Negara
Minggu, 17 Oktober 2010
Label:
Sekilas Info
Diposting oleh
Agus Zainal
di
18.53
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar